Sabtu, 05 November 2011

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup  artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan  itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup diklasifikasikan menjadi 3 macam berdasarkan asalnya :

  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
  2. Pendangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
  3.  Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Ideologi adalah pandangan hidup yang diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur itu merupakan satu rangkaian kesatuan yang tak terpisahkan. 
B. CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran yang ingin diperoleh pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi astronot, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru tahap angan-angan.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki cita cita. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memilik keadilan dan kemakmuran.


C. KEBAJIKAN
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan hati nurani kita, surara hati masyarakat, dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kejahatan yang berselubung kebajikan, yang disebut kebajikan semu, kebajikan ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan sendiri.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku berbeda-beda.
Ada 3 faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang, yaitu :
  1. Faktor bawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih ada dalam kandungan, merupakan hal yang diturunkan atau di puasakai oleh orang tua.
  2. Faktor lingkungan (environment) yang membentuk seseorang setelah seorang anak lahir
  3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. 
D. USAHA ATAU PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan. Tanpa usaha atau perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna, kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, pemalas membuat dirinya sendiri melarat, miskin, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabat.
Dalam agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ar-ra'du ayat 11 yang artinya : "sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendri".
Nabi Muhammad SAW bersabda : “bekerjalah kamu seakan-akan kamuhidup selamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati besok.”
Dari firman dan hadist ini dapat di nyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri. 


E. KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu : 
  • Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan ghaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan ghaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan.
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itu kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam yaitu :
  1. Ajaran agama dogmatis, yamg disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama  yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist. Sifatnya tetap tidak berubah-ubah.
  2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Apabila aliran naturalisme dihubungkan dengan pandangan hidup, jika manusia percaya adanya Tuhan, Tuhan adalah kekuasaan tertinggi maka disebut pandangan hidup religius (keagamaan).
Sebaliknya apabila tidak percaya adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka disebut pandangan hidup komunis. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme.
  • Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani.
Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat dihati, istilah hati nurani artinya daya rasa.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingka laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani.
  • Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan ghaib dan juga akal. Kekuatan ghaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila di hubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat di dasarkan pada logika berpikir, kekuatan ghaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir ditekankan pada berpikir kolektif (masyarakat), pandangan ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan ghaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai hati nurani, pandangan hidup ini disebut sosialisme-religius.


F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yaitu, yaitu :
  1. Mengenal
    Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
  2. Mengerti
    Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Maksudnya mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Mengerti terhadap pandangan hidup disini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
  3. Menghayati
    Setelah mengerti pandangan hidup selanjutnya adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup.
  4. Meyakini
    Setelah mengetahui kebenaran dan validitasnya, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu, maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah lakunya.
  5. Mengabdi
    Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendri, dan manfaat itu bisa terwujud saat masih hidup atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
  6. Mengamankan
    Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Todak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

sumber :  Widyo Nugroho dan Achmad Muchji : Ilmu Budaya Dasar seri diktat kuliah

terimakasih kepada narasumber, mohon maaf jika dalam penulisan disini dipersingkat.

0 komentar:

Posting Komentar