Sabtu, 15 Juni 2013

Tugas Portofolio 4

PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG
1. Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
  • Apa yang di cari dalam Pekerjaan?
Mencari uang: Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja.  Untuk mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu. Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.
Mencari pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan  mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.
Mencari teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
Mencari kebanggaan/kehormatan diri: Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain.
  • Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

2. Proses Pemilihan Kerja

  1. Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka. Apakah seseorang memilih jurusan tertentu oleh karena masalah imej jurusan tersebut- ini adalah salah satu faktor. Bisa juga ia memilih jurusan tertentu karena rekomendasi orang tua dan sisi ekonomi atau peluang kerja. Beragam alasan orang memilih jurusan tertentu di sekolah atau kampus.
  2. Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan barunya dan mulai menekuni apa yang ia pilih. Ini biasanya bisa terjadi sampai umur 30 tahun. Ada gairah terhadap pekerjaan apalagi kalau di perusahaan tempat ia bekerja ada suasana kondusif ditambah dengan jenjang karier yang jelas.
  3. Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada phase ini. Kinerjanya umumnya di atas rata-rata. Gairah kerja semakin bertambah. Ia mungkin mencapai posisi manager dalam sebuah perusahaan pada phase ini. Karir semakin mantap dan bisa sampai menduduki posisi Vice President. Ini tergantung berapa bagus kinerjanya dan berapa baik budaya korporasi di perusahaan.
  4. Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada phase ini biasanya orang mulai makin sadar akan pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini adalah fase yang kritis karena pada phase ini akan muncul pertanyaan, "Mau ke mana arah atau jalur karir yang akan ditempuh?" Pada fase ini persaingan ke posisi yang lebih tinggi semakin ketat. Peluang untuk naik ke posisi yang banyak membuat kebijakan strategis semakin kecil karena persaingan atau ada orang yang lebih hebat atau lebih cerdas dari Anda untuk menduduki posisi tersebut. Pada saat yang sama, Anda juga ingin merasakan keleluasaan untuk memberikan keputusan. Ada keinginan untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih besar bagi perusahaan atau organisasi yang akan menambah kepuasan diri juga; ada self-actualisation- meminjam istilah dari Abraham Maslow.
  5. Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada phase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. Karirnya akan semakin bersinar. Ada kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan. Ia semakin mengerti tujuan perusahaan. Ia makin mengerti relasi dari organisasi dengan masyarakat luas. Namun, pada fase ini juga orang akan mulai mengalami kebosanan di pekerjaan kalau salah mengambil keputusan pada tahap kelima. Jangankan di phase ini, pada phase keempat pun orang sudah mulai merasakan kebosanan dalam pekerjaan. Gairah kerja hilang karena tidak ada keputusan berarti yang bisa dilakukan bagi perusahaan.
  6. Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide baru utuk memperbaiki organisasi melintas dalam pikiran. Vitalitas orang semakin bertambah dalam pekerjaan pada phase ini. 'Self-actualization' semakin matang dan mulai mempersiapkan diri utuk memasuki phase terakhir.
  7. Tahap ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan. Ia mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di kemudian hari. Bila Anda kebetulan pada fase ini, Anda sudah harus memikirkan bagaimana agar apa yang sudah dimulai dan dikerjakan bisa diteruskan dalam track yang benar oleh penerus Anda.
3. Memilih Pekerjaan yang Cocok
Hubungan antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
  • Kepribadian Artistik
Karakter: kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design/warna/kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan yang cocok: editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain.
  • Kepribadian Konvensional
Karakter: menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan yang cocok: akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
  • Kepribadian Aktif
Karakter: gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan progresif.
Pekerjaan yang cocok: wiraswasta, direktur program, manajer.
  • Kepribadian Investigasi
Karakter: analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
Pekerjaan yang cocok: analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik, dokter.
  • Kepribadian Realistis
Karakter: realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan alat bantu atau mesin. Pekerjaan yang cocok: tukang listrik, dokter gigi, insinyur.
  • Kepribadian Sosial
Karakter: suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia, suka berbicara.
Pekerjaan yang cocok: psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.

4. Kepuasan Kerja
Secara singkat, tenaga kerja yang yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya.Locke selanjutnya mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasan kerja cenderung lebih mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau dari pada harapan-harapan untuk masa yang akan datang.
Dari batasan Locke diatas,juga dapat disimpulkan adanya 2 unsur yang penting dalam kepuasan kerja yaitu :
  • Nilai-nilai pekerjaan
  • Kebutuhan-kebutuhan dasar
Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan.Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.
Howell dan Dipboye (1986) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjannya.Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
Berikut beberapa teori tentang kepuasan kerja yakni :

  1. Teori pertentangan --> menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai : a) Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan apa yang ia terima. b) Pentingnya apa yang diinginkan individu.
  2. Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction), menurut model Lawler orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima.
  3. Teori Proses-Bertentangan ,memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.Menekankan bahwa orang ingin  mempertahankan suatu keseimbangan emosional.
  4. Menurut Robbins (1998) ketidakpuasan kerja pada karyawan maupun tenaga kerja dapat diungkapkan dalam 4 cara, yakni sebagai berikut : 
    1. Keluar (exit) --> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan.Termasuk mencari pekerjaan lain.
    2. Menyuarakan (voice) --> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi,termasuk memberikan saran perbaikan.
    3. Mengabaikan (Neglect) --> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk.Termasuk misalnya sering absen,upaya berkurang,dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
    4. Kesetiaan (loyalty) --> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.
Beberapa tokoh yang mengemukakan definisi kepuasan kerja diantaranya :
  1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfation is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami dalam bekerja.
  2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
  3. Taufik Noor Hidayat  : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
  4. Angga Leo : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai,  merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :
  1. Pekerjaan itu sendiri (work it self) setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Suka tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengyrangi keputusan kerja.
  2. Atasan (supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahannya bisa, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah atau ibu atau teman dan sekaligusatasannya.
  3. Teman sekerja (workers) : merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
  4. Promosi (promotion) : merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidak adanya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
  5. Gaji/upah (pay) : merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak layak
    5. Waktu Luang
    Waktu adalah satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai kehilangan waktu. – Thomas A. Edison
    Meluangkan waktu itu ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar. Dan bagaimana kita bisa punya waktu luang di sela-sela kesibukan dengan mengaturnya sebaik mungkin? Berikut ini tips dan triknya :
    1. Jangan pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang mengatur waktu:)
    2. Coba sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di smartphone yang kita miliki
    3. Tentukan prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
    4. Buat yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
    5. Pastikan dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau produktif.
    6. Jangan melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
    7. Jika tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga pekerjaan tuntas diselesaikan :)
    Menggunakan waktu dengan bijak, maka tidak ada istilah tidak punya waktu luang! Tidak ada waktu yang terbuang percuma.
    Kuncinya terletak bukan pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama artinya dengan tidak melakukan sesuatu. - Stephen R. Covey
    Jika merasa jenuh dengan waktu yang telah dihabiskan, ubah kebiasaan itu. Manfaatkanlah waktu luang.

    B. SELF DIRECTED LEARNING 
    1. Pengertian self directed learning
    Menurut gibbons (2002) self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu self directed learning diperlukan karena dapat memberikan siswa kemampuanuntuk mengerjakan tugas untuk mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan siswa untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka self directed learning meliputi bagamaina siswa belajar setiap harinya bagamana siswa dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang cepat berubah dan bagaimana siswadapat mengambil inisiatif sendiri ketika suatu kesempatan tidak terjadi atau tidak muncul.
    Knowles (dalam jennings, 1975) menambahkan bahwa self directed learning adalah sebuah proses dimana sebuah individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain dan proses dalam self-directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan strategi belajar dan menilai hasil.
    Menurut Longs (dalam Bath dan Kamath, 2005) self-directed learnig adalah proses mental yang biasanya disertai dan didukung dengan aktivitas perilaku yang meliputi indentifikasi dan pencarian informasi.

    2. Meningkatkan kontrol diri
    Dalam perkembangan kontrol diri, beberapa ahli menganggap pada usia remaja kontrol diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol diri yang rendah pula pada masa remaja.
    Namun ahli lain mengatakan bahwa kontrol diri dapat berkembang sepanjang kehidupan.
    Seperti yang dilaporkan oleh fujita dkk, kontrol diri dapat ditingkatkan melalui beberpa cara berfikir yang saling berhubungan :
    Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita cita kitam sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.
    Abstrac Listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk mebawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan fisik dengan baik.
    High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi dari pada keadaan yang khusus atau sesaat. Kategorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dal mencapai disiplin-diri yang lebih besar.
    Beberapa hal diatas dapat diterpakan pada banyak situasi dimana pada saat itu dibutuhkan kontrol diri.

    Pendek kata ketiga cara berfikir diasat adalah cara yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama yaitu : berifkir global, obyektif dan abstrak, sehingga peningkatan kontrol diri akan mengikuti kemudian.

    3. Menentukan Tujuan Hidup
    Cara terbaik untuk menjalani hidup sebaik-baiknya adalah dengan melihatnya sebagai suatu petualang. Bayangkan anda berada di akhir perjalanan, menoleh ke belakang dan berkata, “Sungguh petualang yang menakjubkan!”. Hm, tapi apa nada melakukan sesuatu untuk mencapai hidup seperti itu? Sebagian besar orang yang membuat daftar impiannya, akan berfikir tentang:
    “Naik ke puncak menara Eiffel”
    “Mengikuti karnaval di Rio de Janeiro”
    “Berenang di pantai jernih Maldives”
    “Menonton Super Bowl langsung di Amerika”
    “Melihat Tembok Cina”

    Yah, betul, andasebaiknya memasuki wisata dalam daftar target anda- jika melihat dunia, berkenalan dengan orang baru, dan merasakan perbedaan kultur adalah hal yang menarik buat anda. Bagaimanapun , anda juga sebaiknya membuat setiap area dalam hidup. Area tersebut antara lain:
    Karir. Memulai bisnis yang menguntungkan sesuai dengan hobi anda; menemukan pekerjaan yang memuaskan; menjadi profesional yang terbaik di bidangnya, maupun di industri. Level apa yang ingin anda capai dalam karir?

    Keluarga. Menemukan dan menikahi belahan jiwa anda; memiliki anak sehat dan baik; menghabiskan waktu bersama orang-orang terpenting dalam hidup anda. Bagamana anda ingin dilihat oleh pasangan atau keluarga?

    Kesehatan.
     Memiliki energi dan kekuatan untuk melakukan semua yang anda inginkan; terlihat dan merasa fit; memperlambat penuaan. Apa anda memiliki target untuk tubuh anda dan melakukan sesuatu untuk mencapainya?

    Kontribusi. Menghabiskan setahun di Afrika menolong desa yang kelaparan; menjadi sukarelawan di panti jompo; mengadvokasi anak muda korban narkoba dan kekerasan. Bagaimana anda ingin membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik?

    Keuangan. Memiliki 1 triliun rupiah dalam investasi dan aset; berbagai sumber penghasilan pasif; uang lebih dari cukup untuk hidup sesuai level yang anda inginkan. Berapa banyak yang ingin anda hasilkan, dan kapan batas waktunya?

    Pengembangan diri. Memiliki kemampuan untuk mengontrol perasaan dan tindakan dalam segala situasi; belajar memaafkan; hidup bahagia dan rukun dengan sesama. Apa ada kebiasaan yang ingin anda ubah? Apa ada keahlian dan pengetahuan yang ingin anda pelajari?


    Betapapun keadaan anda saat initidak menjadi masalah, yang penting adlah kemana tujuan anda. Menetapkan tujuan adalah langkah pertama yang menggerakan anda dari posisi anda sekarang ke posisi yang sebenarnya anda inginkan. Kesuksesan dan pencapaian bukanlah suatu kebetulan; semua itu adalah hasil dari keinginan dan tujuan yang disertai tindakan untuk memenuhinya. Menetapkan tujuan meliputi memutuskan target-target yang harus dicapai dalam area-area hidup, memastikan sumber daya anda kesana. Kalau anda tidak menetapkan tujuan anda, orang lain yang akan menetapkan buat anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan finansial, iklan dan pemasaranlah yang memutuskan bagaimana anda membelanjakan uang anda.kalau anda tidak menetapkan tujuan karir, boss andalah yang menentukan berapa jam anda bekerja, dan psisi anda sepuluh tahn dari sekarang. Kalau anda tidak menetapkan tujuan kontribusi, penggalang danalah yang memutuskan untuk apa dan siapa anda akan disalurkan.

    Dalam suatu studi melibatkan 1.500 anak berbakat, Dr. Lewis Terman dari Stanford Universsity mencari tahu hubungan antara kepintaran dan pencapaian dalam hidup. Hasil penemuannya luar biasa: IQ bukan bahan utama untuk sukses, melainkan tiga faktor yaitu kepercayaan diri, ketekunan, dan kecenderungan menetapkan tujuan.
    Tetapkan tujuan dan rancanglah hidup untuk meraih mimpi anda. Maksimalkan waktu, uang, dan tenaga menghidupi impian anda. Bukan mencoba menyelipkan mimpi anda ke dalam kesibukan dan kekacauan hidup. Kita semua cuma hidup sekali. Mulailah hidup sebaik- baiknya, jadilah apapun sebisa anda dan jangan menunda lagi.
    Dalam bukunya, Stephen R Covey mengatakan bahwa kebiasaan pertama dari orang yang efektif adalah proaktif. Ini berarti mereka bertanggung jawab atas hasil mereka peroleh dan melihat dirinya sebagai penentu dari nasib sendiri. Kebiasaan kedua adalah mereka memulai dangan tujuan akhir dalam pikiran, yang berarti mereka memutuskan apa yang ingin mereka capai. Mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan, bagaimanapun keadaannya. Mindset nya adalah “Saya bertanggung jjawab atas diri saya, dan saya mempunyai pilihan.”

    Komponen utama hidup yang memuaskan adalah visi –tahu apa yang anda inginkan –perencanaan, dan pelaksanaan; layaknya tempat tujuan, peta, dan kendaraan. Target anda adalah tempat tujuan anda.
    Bermimpilah sebesar- besarnya, visualisasikan pencapaian anda, dan bayangkan anda mencapai tujuan- tujuan tesebut. Lihatlah hari- hari yang akan anda jalani, perasaan anda, dan kepuasan anda. Segera tuliskan mimpi- mimpi tersebut. Anda bisa mengambil secangkir kopi dan memutar lagu favorit sembari kembali ke masa kanak- kanak memikirkan masa depan anda. Tuliskan sebanyak- banyaknya, karena anda akan menyeleksinya.
    Setelah memiliki daftar impian anda (saya menuliskan lebih dari 100 impian!), kini saatnya membuat impian tersebut menjadi target atau tujuan anda. Target yang tercapa umumnya memiliki karakteristik berikut :
    S – Specifik (atau Signifikan)
    M – Measurable (atau Dapat diukur)
    A – Attainable (atau Dapat dicapai)
    R – Relevant (atau Relevan)
    T – Time-bound ( atau Memiliki batas waktu)
    Contohnya, dibandingkan “Membeli rumah pertama”, akan lebih baik menulis “Membeli rumah minimalis 6-kamar dengan teras lapang dengan jarakmaksimum 30 menit dari kantor, sebelum akhir tahun”. Tentunya target ini baru tercapai setelahada persiapan yang matang.
    Cobalah menuliskan target-target anda dengan kalimat positif, seperti “Menguasai teknik jual-beli forex” dibandingkan “Tidak mengulangi kesalahan bodoh bermain forex”. Setelah itu, tentukan prioritas dari setiap target, supaya anda dapat mencapainya satu-persatu, dimulai dari yang paling penting buat anda, tetapi membutuhkan paling sedikit sumber daya.
    Jika anda tahu apa yang anda ingnkan, tidak ada kata gagal. Hasil tindakan anda telah membuktikan bahwa anda membuat kemajuan. Dalam bisnis, menang ada faktor lingkungan yang tak terduga atau kebijakan pemerintah. Dalam olahraga, mungkin saja ada kecurangan, cuaca buruk, atau memang kurang beruntung. Akan tetapi, anda tetap memegang kontrol atas semua itu dan anda mempunyai pilihan. 
    Dengan pengalaman-pengalaman tersebut:
    Jika target anda terlalu mudah dicapai, buatlah yang lebih sulit.
    Jika target anda terlalu sulit dan lama untuk dicapai, buatlah yang sedikit lebih mudah. Jika anda mengetahui sesuatu yang membuat anda ingin mengubah target anda, lakukanlah. Semoga artikel ini menambah semangat Anda untuk membuat tujuan hidup Anda dengan lebih pasti.